Ina
Wuihihi, saya lagi kumat nih jahilnya. Pengen bikin cerpen yang based on true story 60 %. Kenapa 60 %?, karena selebihnya agak hiperbolis bin dramatis woehehehe. Nah, untuk cerita pertama saya kasih judul sbb di bawah ini:

Tragedi Scan Finger

Di siang yang sepi senyap, sepertinya setiap orang sedang khusyu' dengan pekerjaannya masing2. Tiba2 ada pintu terketuk dari luar, knock knock knock ... Oh, ternyata seorang staff bagian umum yang mengetuk dan berkata "Maaf pak, anda dipanggil Bapak John". "Oh iya, terimakasih" kata hakim soleh menjawab. Wah ada apa yah, pikir hakim soleh. FYI, hakim soleh ini punya nama lengkap Mohammad Solichin, SH, MH. Tapi panggilan gaulnya hakim soleh. Nah, untuk membuktikan bener atau tidak tentang kesolihannya, yaaah kita liat cerita selanjutnya dan insyaallah cerita2 serial yang akan datang *wuihihi pd amat yak eyke*. Dilanjoooot ...
Dengan langkah tegap dan meyakinkan sambil baca bismillah, hakim soleh pun turun ke lantai dasar dengan menggunakan lift. Tak berapa lama, hakim soleh sudah dipersilakan duduk di ruangan Bapak John. " Jadi begini ..." kata Pak John mengawali perbincangan yang sepertinya serius tersebut. Dengan beberapa kertas yang ada di tangannya, Pak John pun membeberkan data yang ada. 
"Jujur saja, saya bingung Pak ... Kalo tidak salah sejak awal Maret lalu, bapak tidak masuk kantor karena ada acara keluarga di kampung halaman bapak. Tapi kenapa bisa ada tanda absen bapak di mesin scan finger. Bapak bisa lihat dari hasil print out berikut" 
Pak John pun memberikan beberapa lembar kertas kepada si Hakim Soleh. Lembaran kertas tersebut yang merupakan hasil print uot scan finger dari awal bulan Maret bertuliskan jam kedatangan dan pulang setiap pegawai, tak terkecuali si hakim soleh. Padahal hakim Soleh baru sekitar seminggu masuk kembali ke kantor. Hakim soleh pun tak kalah bingungnya. Kenapa bisa terjadi hal sepertih inih. Aneh bin ajaib. Kan ga mungkin hakim soleh pulang kampung meninggalkan jari jemarinya disini biar bisa ngabsen di kantor. Dengan bijaksini hakim soleh pun menjawab "Wah, terimakasih pak sebelumnya atas keterangan yang bapak sampaikan. Jujur juga, saya ga kalah bingung. Namun yang jelas, saya pulang kampung kemaren berdasarkan surat cuti yang sudah ditandatangani oleh bapak Ketua. Dengan surat cuti tersebut, saya tentu saja tidak perlu absen. Dan saya tidak perlu khawatir kalau dipotong uang tunjangan". "Lalu, kenapa bisa terjadi seperti ini?" Pak John pun menimpali. Kalau di sinetron2 mungkin sudah ada back sound jreng jreng jreng, bergantian wajah pak John dan hakim soleh di shoot woehehe. Singkat cerita Pak John pun berkata "wah nggak bisa ini pak kok kayak gini, apalagi sebentar lagi ada pemeriksaan dari pusat". Masih dengan sikap dan penampilan yang tenang, walau agak kusut di dalam otak, hakim soleh berkata " Kalau masalah kekhawatiran akan data tersebut, insyaalloh pasti kita bisa atasi pak. Kita sesuaikan dengan fakta yang terjadi. Namun, kita harus tetap memeriksa tentang hal ini. Saya pikir mudah saja, kita minta tolong pada bagian operator untuk melihat data pada mesin scan finger. Kita lihat rekaman yang terjadi pada tanggal2 dimana saya cuti. Karena selain ada scan jari kan ada rekaman gambar ketika kita absen. Nah disitu pasti kita bisa lihat siapa yang merekam ulang jari atas id saya dan menggunakannya untuk absen selama saya cuti". Namun, sehubungan dengan waktu istirahat dan perut hakim soleh yang keroncongan, akhirnya diputuskan nanti akan memeriksa mesin scan finger bersama operator sehabis makan siang dan sholat dzuhur.
Di kala makan siang, hakim soleh pun berpikir. Aneh bin ajaib. Belum pernah dia mengalami hal seperti ini. Padahal kalo dipikir2 dia sudah mengalami pindah tugas di 3 tempat yang berbeda. Yaah tapi kalo dipikir ada benarnya juga. Ya ga mungkin terjadi tragedi scan finger, karena 2 kantor sebelumnya memang tidak ada sistem scan finger siih hihi. Di kantor sebelumnya adanya scan telapak tangan, woehehe ga beda jauh. Malahan di kantor awal bekerja si hakim soleh hanya absen manual alias tanda tangan pake tangan *lah mosok pake kaki?*. Pantas saja hari Kamis yang lalu, tiba2 dia tidak bisa absen, si mesin menjawab "please try again" mulu. Dan akhirnya musti memperbarui merekam jarinya untuk bisa mendapatkan ucapan "thankyou" dari mesin scan finger yang merupakan tanda bahwa absen diterima si mesin. Sebenarnya ada terbersit rasa su u dzon alias buruk sangka. Tapi siapakah pelaku di balik semua ini. Segera si hakim soleh menepis rasa itu. Sepertinya hubungan silaturahim dan pergaulan sosialnya di kantor baik-baik saja. Dan semua orang memaklumi akan sikap kedisiplinan, profesionalitas dan idealismenya dalam bekerja. Kalau dibilang sih mungkin bukan memaklumi, justru malah harusnya menghormati dan salut kepadanya. Si hakim soleh yakiiiin betyuul, kalau teman2 seprofesinya sangat menghormati dan menghargainya walo sering terjadi perbedaan pendapat demi memperoleh rasa keadilan bagi pencari keadilan di luar sana. Dan orang2 selevel si hakim soleh yang mumet mikirin berkas pastinya ga ada ide untuk iseng bin jahil seperti itu. Kepikiran juga untuk share masalah ini ke temen2nya. Tapi, hakim soleh pun mengurungkan niatnya. Lebih baik, langsung melakukan investigasi terhadap si mesin scan finger lengkap dengan orang yang bisa mengoperasikannya yaitu si operator. 
Singkat cerita, hakim soleh sudah ada di ruangan scan finger bersama Pak John dan si operator. Dan untuk menyingkat cerita lagi, setelah diutak atik. Si operator ternyata tidak bisa menemukan jawabannya. Yang ada hanya rekam foto 3 orang hakim. Dua diantaranya sudah pindah. Aneh deeeh, padahal ada banyak pegawai di kantor ini woehehehe. Salah si hakim soleh juga, ga mendalami ilmu mesin scan finger, jadi ga bisa ngeyel melihat data yang ada. Padahal rasanya kalo liat buku petunjuk pun mungkin bisa tuh si mesin dipaksa menjawab persoalan ini. Akhirnya case closed. Ga ada jawaban tentang siapa dibalik semua ini. Seiring dengan hal itu, pak John pun tidak ada pertanyaan lagi untuk si hakim soleh. Dan rasanya tak ada yang tahu hal ini terjadi. Tak ada untungnya kalo si hakim soleh share tentang tragedi ini. Biar saja hakim soleh, pak John dan operator yang tahu. Well tentunya itu dilihat dari sepengetahuan si hakim soleh lho yaaa. Eh tapi kamu kamu kamu yang baca jadi tahu juga ;D wkwkwkwkwk ... ups ...


0 Responses

Post a Comment