Ina
Seberapa besarkah konsumtivisme anda?
Sengaja saya memakai kata konsumtivisme bukan konsumerisme yang pada umumnya banyak digunakan. Ternyata 2 kata itu tidak mengandung arti yang sama, walopun kamus wikipedia memberi arti yang sama. Nah untuk jelasnya berikut arti kedua kata tersebut yang saya ambil dari sini :

Konsumtivisme merupakan paham untuk hidup secara konsumtif, sehingga orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut. Oleh karena itu, arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.

Sedangkan konsumerisme dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai gerakan yang memperjuangkan kedudukan yang seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara dan gerakan tidak sekadar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-hari mengenai produk harga naik atau kualitas buruk, termasuk hak asasi manusia berikut dampaknya bagi konsumer.

Oke, kembali ke topik.

Sebenernya tema postingan kali ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap diri saya sendiri. Honestly, saya tuh orangnya sederhana sahaja *bener deh*. Ga suka macem2, ngikut gaya or trend terhadap suatu mode baik itu produk2 tertentu yg branded or gaya tingkah laku tertentu, misal kayak alay2an, idiih ga buangetts, big no no. Nah, pabila orang2 dengan mudahnya terbujuk rayuan para penjual produk2/jasa2 tertentu, saya cuek saja. Kecuali kalo saya memang memerlukan produk tersebut, memang ada kalanya membeli dengan merek yang terjamin yang mungkin dalam pemikiran saya harga tersebut di atas rata2.
Naaah, sayangnya sikap tersebut, saya rasakan kian memudar. Yah walopun belum parah banget, tapi saya merasakan perubahan tersebut. Hmmm apalagi kalo sdh ada acara arisan kantor, kumpul ibu2 cantik, lama2 tergerus juga ketahanan saya. Dari tupperware, baju2 anak, jilbab, baby toys dan yg paling sering bros hehe. Oh ya satu lagi yang membuat saya kayak masuk mall padahal nggak, itu tuh kalo dah masuk group online shop di FB. Ada yg nawarin ini itu, macem2 ada semua. Paling bikin ngiler kalo kebutuhan anak2. Dan yang terakhir itulah  yang membuat saya agak lega. Berarti rasa konsumtivisme saya masih dalam taraf konsumerisme. Maksud saya, berarti saya masih punya kepekaan terhadap hal2 yang memang merupakan kebutuhan dan kepekaan kasih sayang terhadap anak2 daripada kebutuhan saya sendiri. Yah, berarti saya harus tetap bersyukur, alhamdulillah. Yang terpenting lagi adalah kegiatan konsumerisme ini tidak boleh mengganggu stabilitas finansial rumah tangga.
Di sisi lain, melihat orang2 yang silih berganti menawarkan produk kepada saya, saya miris terhadap diri saya sendiri. Kapan saya mempunyai ikhtiar untuk menjadi seperti mereka, istilah kerennya bisa mengikuti sunnah rasul, yaitu berdagang. Pengeeeen banget, udah lamaaa banget dari jaman dulu kala. Dari dulu alasan saya ga jadi jualan adalah karena domisili kami yang suka pindah-pindah. Lucunya, sekalinya saya bawa katalog sophie mart**n, ada yg tertarik juga tapi lamaaaa banget bayarnya, dan akhirnya mpe skrg lom lunas hihi. Sejak itu, keinginan saya berdagang jadi agak hilang. Namun, beberapa waktu lalu ketika ngobrol2 di tempat penitipan anak, ada yang nawarin produk. Usut punya usut setelah ngobrol kesana kemari ternyata, produk2 yang dia jual semial kayak pakaian anak & jilbab berkarakter, buku bantal, serta maenan2 yang lain dia dapat dari internet. Katalog2 yang dia bawa dikirimkan langsung beserta produk2 yang dia pesan. Hmm .. jadi kepengen. Tapi, masih ada satu kendala, secara domisili ada di kualasimpang, aceh tamiang, saya rasa ongkos kirim ke daerah saya lumayan tinggi. Tak heran memang, harga2 yang beredar di daerah sini tergolong mahal daripada di Jawa. Jadi inget waktu mudik, rasanya pengen borong semuanya.
Hmm ... semoga sih ke depan, akan ada langkah yang lebih maju akan keinginan berdagang saya. Agar bisa terealisasi dan tidak hanya sekedar halusinasi ;D.



Label: , edit post

4 comments:

  1. setuju bun!!!

    selama konsumerisme kita tidak mengganggu stabilitas financial keluarga kita. ITS OKE!..

    ReplyDelete
  2. hehe .. kayanya mb desy shopholic jg nih hayyoooo ...

    ReplyDelete
  3. amin...amin...sok atuh Bu dimulai bisnisnya, mudah2an sukses

    ReplyDelete
  4. di FB emang sudah merajalela OS ... kadang mpe pusing, kalau ngeliat wall..isinya foto2 tag2 an dr OS ...
    untung aku jauh.. hehehe..jd mau mesen juga males. mikirin biaya kirimnya pasti lebih mahal dr barang yg dibeli :)

    tp yah na..yg namanya ibu2 gitu loooh... wanita mana siy yg ga suka belanja???

    ReplyDelete