Ina
"Anda kan yang mengambil uang di laci saya?"
"Uang apa pak?"
"Ngaku saja ya saudara!"
"Kok bisa saya dituduh seperti itu?"
"Ya siapa lagi kalo bukan saudara!"
"Sabar dulu pak, bisa diceritakan lebih jelas dan rinci terlebih dahulu pak?"
"Saya yakin saudara yang mengambil uang itu!. Harusnya saya kunci laci meja saya. Selama ini saya tidak pernah kehilangan barang-barang di meja dan lemari saya"
"Tenang dulu pak. Uang apa dan berapa yang hilang pak?"
"Jangan pura-pura!. Pasti saudara yang melakukannya!"
"Kenapa saya bisa dituduh melakukan itu, apa alasan saya?"
"Pasti kamu pikir uang itu uang suap ya? kamu mau ngerjain saya? itu bukan uang dari orang berperkara. Itu uang dari pak Yono. Bayar hutangnya dia. Hari ini kamu juga sempat datang ke ruangan saya. Betul kan, kamu yang mengambil?"
"Ooo begitu .. Kenapa bapak bisa menuduh saya yang mengambil? sampai datang ke rumah saya. Padahal banyak orang yang sering datang ke ruangan bapak."
"Ngaku saja lah kamu!".

Ini adalah perbincangan dari dua orang yang berprofesi sama sebagai penegak hukum. Hakim yang mulia. What do you think?

"Bapak seorang hakim. Pasti bapak tahu ada asas presumption of innocent (asas praduga tak bersalah). "Apakah bapak mempunyai bukti?"
"Alaaah .. ga usah bertele-tele. Saya sudah tahu banget watak kamu. Kamu suka bikin inovasi aneh. Sok banget. Mau jadi terkenal kamu? ga usah mengorbankan orang lain!".
"Saya tidak mengambil uang bapak. Silakan kalo bapak mau melaporkan ke pihak berwajib".
"Itu uang bayar hutangnya pak Yono tahu!. Lagian itu uang hanya 1 juta. Uang sedikit banget. Buat apa kamu ambil?"
"Kalau begitu buat apa bapak cari-cari uang itu?"
"Kalau kamu ga percaya, tanya saja sama Pak Yono!. Sekarang balikin uang saya!"
"Saya tidak tahu pak. Maaf kalau membuat bapak jengkel"
"Dasar hakim sok bersih. Mau cari muka kamu?. Kalau mau ngerjain itu jangan ngerjain saya. Itu si Rindu, Baron dan lain-lain yang suka terima duit. Mereka terima uang nya ga main-main. Enak saja. Saya ga bisa diginiin. Awas ya kamu!".
Dengan serta merta si Bapak Hakim yang marah-marah meninggalkan rumah si bapak Hakim yang satunya, bengong dalam diam. Suara gerungan mobil menderu meninggalkan rumah dinas tua itu.


0 Responses

Post a Comment