This is just something in my head which I had to throw..
Kalo ngomongin syarat pejabat secara formalitas sih bukan
kewenangan sayah lah ya. Well, tentu saja sudah ada peraturan tertulis yang
mengatur tentang itu semua. Sayah hanya ingin membahas tradisi yang melingkupi
atau menyertai ketika pejabat tersebut dilantik or disambut ato dilepas. Terus
terang yang terjadi di lingkungan kami
dan banyak juga di instansi yang lain ialah adanya kebiasaan sing a
song, or disini banyak orang bilang keyboard-an aka menyanyi gitcuh loh… dengan
menyanyi, ibaratnya sebagai tanda suatu penghormatan, kepedulian, kasih sayang
dan cinta terhadap pejabat tersebut atau terhadap yang lain apabila kita merupakan
orang yang sedang dilantik or dilepas or disambut.
Hmm … what do you think? …
Well, I have no
conflict with those people who kept that habit. But, I use to leave when the ‘
show time’. Memilih untuk asyik berinternet di ruangan or pulang ke rumah nengokin
anak2. Sepertinya pun mereka memaklumi bahkan memahami dengan kebiasaan kami
*sayah dan suami* ketika proses menyanyi2 yang diiringi dengan keyboard
tersebut berlangsung. Bukannya sayah tidak menghormati dengan pejabat2
tersebut, tapi its just not me.. menyanyi2 tampil di depan khalayak banyak
palagi kalo ada joged bareng segala. Semoga sih … saya harap …
Duluu, ketika kami pernah dilepas dari liwa (lampung barat)
menuju ke Kualasimpang, ada acara special juga diselenggarakan untuk kami. Kami
sangat terharu, tentu saja. Mengingat ada hakim yang karena waktu sempit tidak
bisa diadakan acara perpisahan sebagaimana kami waktu itu. Setelah acara utama
selese, tentu saja ada pula acara sing a song. Kami dipaksa untuk menyanyi,
sholawatan pun jadi kata mereka, wuihihi. Yaah, akhirnya saya pun menyanyi
dengan syarat rame2 berombongan dengan yang lain.
Sebenernya, tujuan dari acara nyanyi menyanyi itu
diselenggarakan adalah untuk pemersatu dan kebersamaan bagi semuanya. Tanda
kasih saying, kepedulian dan mungkin juga penghormatan. Nah, ada ga sih solusi
substantive dari acara tersebut woehehe. Kamsudnya, apa yah dan gimana yah
caranya biar tetep ada rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan tapi bukan dengan
acara nyanyi2 tersebut?. Solusi lain yang lebih syar’i, begitcuh maksud sayah
hehe…
“ ih kasian banget yah pak itu, ga ada acara perpisahan
berikut keyboard-an”, kesannya ga dihormatin ama orang sekantor. Yah begitulah,
kadang yang menurut baik di mata manusia belum tentu di mata Allah kan?. Ato
mungkin saja ada yg berpikir tentang kami “ ih pak dan bu itu, ga hormatin
banget sih, acara lom selese, dah pulang duluan …”. Hihi itu pikiran sayah di
sisi paling terburuk. Tapi sayah sih sebenernya husnudzon aja kok … karena semakin lama kita berinterkasi dan
bergaul, orang2 di sekitar kita pasti memahami bagaimana karakter dan prinsip
kita. Begitu juga kita terhadap mereka.
soal 'sing a song' ini...duluu waktu ortu masih aktif dines, tiap ada moment2 tertentu pasti ujung2nya nyanyi, waktu tinggal di pekanbaru malahan di rumah dinas yg kami tempati ada ruangan khusus latihan gamelan jawa lengkap dan seperangkat alat band, mirip studio gitu, rupanya seminggu dua kali selalu ada latihan band dan gamelan jawa (org kantor yg latihan), saya jg sering dijadikan 'tumbal' sebagai penyanyi dadakan...krn dulu masih o'on...ya mau aja, tapi skr pas ortu udh pensiun, trus saya udh beranjak dewasa....rasanya kami semakin risih kl menghadiri acara katakanlah halal bihalal atau apapun yg ujung2nya ada acara menyanyi, memang sih acara sing a song ini sebagai ajang keakraban, tapi makin kesini kok makin nggak merasa ada hubungannya antara menyanyi dan keakraban ya?...atau dasar saya memang orgnya udik, tau deh...pokoknya kl ada acara nyanyi2 gitu, kl bisa kabur mah kabur ajah...
ReplyDeletehihi iya teh ... Hayyo kemaren pas penyambutan ayahnya anak2 kayak gimana? udah disodorin mic buat nyanyi juga pastinya hehe ..
ReplyDelete