Selayaknyalah seorang hamba itu senantiasa bersyukur kepada sang pencipta. Begitupun saya seorang ibu yang melihat perkembangan sang buah hati yang kian beranjak dewasa ;p, busyet … kesannya tua banget. Di usia Nabila yang hampir 4 tahun ini, telah banyak hal2 yang patut disyukuri dan harus terus dikembangkan. Misalnya saja tentang hapalan2 surat pendek sampai surat Al Kafirun, iqra’ jilid 2 hal. 5, doa2 kecil dan hadits pendek serta penguasaan ejaan alphabet. Yaa … walaupun belum bisa baca, tetapi setidaknya mengeja per huruf dan menulis namanya sendiri.
Perkembangan tersebut hendaknya selaras dengan perkembangan psikis dan tingkah laku. Nah di masa-masa inilah saya rasakan, beberapa aksi yang diambil/dilakukan Nabila rasanya over/lebay. Gejala ini sudah terasa ketika di akhir waktu di kota Liwa, lebih manja, caper lah, beda dengan sebelumnya yang masih bisa dimintai pengertian. Atau kah akhir-akhir ini kami yang tidak bisa mengerti perasaannya???.
Kami sadari saat transisi perpindahan ini memang cukup sulit dilalui. Awalnya Nabila sepertinya ecxited dengan kepindahannya dan tidak terlalu peduli dengan proses kehilangan teman2 lamanya. Mungkin Nabila hanya tahu bahwa kami pindah ke aceh, itu berarti hanya sekedar pergi ke kota sebelah. Namun lingkungan baru dan pengasuh baru yang sekarang , sementara ini belum membuatnya nyaman untuk ditinggalkan umminya pergi kerja. Baru 1 hari ditinggal ke kantor, itupun dengan perjuangan yang amat sangat, segala upaya dikerahkan, yang akhirnya mau ditinggal pun karena dijanjikan dibelikan baju dannis yang kebetulan tempatnya bersebelahan dengan kantor. Namun hari selanjutnya, nabila tetap minta ikut ke kantor, padahal janji sudah ditepati, untungnya saja bertepatan dengan hari jumat dan orang kantor ada yang punya acara syukuran rumah, jadi agak flexible. Huff… perjuangan harus tetap berlanjut. Semoga hari berikutnya, Nabila makin bisa mengerti, dan rela untuk ditinggalkan kami berangkat kerja.
Kalau melihat masa kepindahan yang lalu, ketika pertama kali di liwa, yaa mungkin tidak jauh berbeda. Namun kantor yang dulu lebih flexible, dan bertepatan dengan jadual masuk sekolah, jadi seminggu pertama masih bisa ikut menyertai Nabila sekolah. Sedangkan, saat ini kebetulan masih liburan sekolah dan kantornya pun ga bisa santai. Padahal senin kemaren dah sempet kulepas dengan senyuman dan salam, selasa ini dengan tangisan hiks. Ya Allah tolonglah hambamu …
Perkembangan tersebut hendaknya selaras dengan perkembangan psikis dan tingkah laku. Nah di masa-masa inilah saya rasakan, beberapa aksi yang diambil/dilakukan Nabila rasanya over/lebay. Gejala ini sudah terasa ketika di akhir waktu di kota Liwa, lebih manja, caper lah, beda dengan sebelumnya yang masih bisa dimintai pengertian. Atau kah akhir-akhir ini kami yang tidak bisa mengerti perasaannya???.
Kami sadari saat transisi perpindahan ini memang cukup sulit dilalui. Awalnya Nabila sepertinya ecxited dengan kepindahannya dan tidak terlalu peduli dengan proses kehilangan teman2 lamanya. Mungkin Nabila hanya tahu bahwa kami pindah ke aceh, itu berarti hanya sekedar pergi ke kota sebelah. Namun lingkungan baru dan pengasuh baru yang sekarang , sementara ini belum membuatnya nyaman untuk ditinggalkan umminya pergi kerja. Baru 1 hari ditinggal ke kantor, itupun dengan perjuangan yang amat sangat, segala upaya dikerahkan, yang akhirnya mau ditinggal pun karena dijanjikan dibelikan baju dannis yang kebetulan tempatnya bersebelahan dengan kantor. Namun hari selanjutnya, nabila tetap minta ikut ke kantor, padahal janji sudah ditepati, untungnya saja bertepatan dengan hari jumat dan orang kantor ada yang punya acara syukuran rumah, jadi agak flexible. Huff… perjuangan harus tetap berlanjut. Semoga hari berikutnya, Nabila makin bisa mengerti, dan rela untuk ditinggalkan kami berangkat kerja.
Kalau melihat masa kepindahan yang lalu, ketika pertama kali di liwa, yaa mungkin tidak jauh berbeda. Namun kantor yang dulu lebih flexible, dan bertepatan dengan jadual masuk sekolah, jadi seminggu pertama masih bisa ikut menyertai Nabila sekolah. Sedangkan, saat ini kebetulan masih liburan sekolah dan kantornya pun ga bisa santai. Padahal senin kemaren dah sempet kulepas dengan senyuman dan salam, selasa ini dengan tangisan hiks. Ya Allah tolonglah hambamu …
semoga Nabila bs cepet beradaptasi y mbak.. :)
ReplyDeleteWaah.. Nabila makin pinter aja nich.
ReplyDeleteHmmmh..Emang berat ya ma, saat ninggalin anak buat berangkat kerja. Apalagi yg ditinggalkan pake acara nangis, dg pengasuh br n lingkungan br.
Kuatkan hati aja, toh mama kerja jg buat nabila. Lama2 jg bs ngerti.
Hufh..... semoga betah dan jadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa ya Mbak.
ReplyDeleteMungkin itu adalah proses adaptasi yang akan berlangsung sementara waktu dan akan menjadi biasa kembali seiring berjalannya waktu.
ReplyDelete